sepintas kecerewetan

Jumat, 27 Mei 2011

Mengapa Saya Kangen Tahun 90an

Alasan pertamanya: suasana. 
Waktu saya kecil, rasanya tiap hari adalah saat bermain! Dan tukang mainan juga banyak.  Saya selalu beli baju-bajuanSelembar kertas, isinya foto boneka Barbie berlingerie atau gambar putri cantik serta koleksi busananya! Bisa digunting satu persatu lalu disangkutkan ke pundak ikon seri baju-bajuannya.  Duh, kangen banget! 
Film kartun di televisi pun bejibun, banyaknya yang dari Jepang, dan saya tentu menjadi penonton setianya. Apalagi kalau lagi nyetel Sailor Moon! Huahaha.  Selain kartun dan animasi, sepertinya film pendekar-pendekar pun banyak! Yang saya paling ingat tuh Pendekar Rajawali.   Iya. Si Yoko, Putri Sin Ye...dan Legenda Ular Putih! Huahaha.  
Terus saya yang masih kecil, hobi nonton film pengetahuan *dulu nyebutnya begitu. Ada yang maskotnya burung dodo, ada juga yang tidak bermaskot tapi konsep acaranya lucu.  Menunjukkan ruangan putih dan berbagai bingkai foto, nanti setiap episode, masuk ke salah satu bingkai foto ceritanya.  Saya dulu paling tegang nonton yang tentang gunung meletus! Sampai beku di depan TV, takut sendiri.
Dulu juga ada Si Doel Anak Betawi! Wah, saya hobi nontonnya, tapi nggak ngerti ceritanya.  :P Pokoknya ada Atun...ada Mandra, ada Rano Karno. 

Kedua: cemilannya!

Entah kenapa saya masih ingat-ingat saja pada berbagai jenis makanan ringan yang diiklankan di televisi, juga yang dijual di toko-toko terdekat di kota saya! *Bandung
Yang paling berkesan adalah Trakinas, biskuit mirip Oreo yang di lapisan kuenya dilubangi bentuk muka! Mirip emoticon di Yahoo!Messenger gitu lho.  Lucu dan rasanya manis-manis enak.  
Lalu saya suka banget makan Canasta, atau apa ya, namanya? Agak lupa...kira-kira begitulah.  Snek keripik-keripikan bentuk segitiga agak gembung tengahnya, rasanya enak banget dan maskot iklan + kemasannya kurcaci-kurcaci.  Entah sejak kapan, snek ini menghilang...begitu pun Trakinas.  Lenyap ditelan zaman! *nangis 
Di zaman ini juga, semua jeli warna-warni  kecil gitu, gambar di tutup plastiknya pasti Si Peko! :D Masih pada inget Peko, nggak? Peko tuh kayak gini tampangnya...Kalau yang di tutup jeli, biasanya Pekonya ngacungin jempol.  Imut banget. 



Ketiga: lagu anak-anaknya...

Mulai dari Enno Lerian yang sebel sama nyamuk-nyamuk di rumahnya, Si Komo yang bikin macet Jakarta, Susan dan Kak Ria Enes yang ceriwis bikin gemes, Maissy yang centil dan suka bercilukba-cilukbaan sama animasi seekor tikus, Chiquita Meidy yang bingung sama kukunya, Trio Kwek-Kwek nan keren abis, Cindy Cenora yang mengkhawatirkan krisis moneter, ah, semuanya deh! Rasanya saya dulu hafal semua lagu anak-anak, dan video klipnya selalu ditayangkan di televisi swasta, setiap sore.  Widih! Tahun 90an memang didominasi anak-anak.  Karena selain klip lagu, kartun anak-anak juga rasanya sering sekali ditayangkan! 

Jadi begitu, saya lagi bikin novel, dan karena settingnya tahun 90an, saya mulai bernostalgia dan giat melakukan wawancara bagi orang-orang yang sedang remaja di tahun segituan, atau yang tahu tentang kegalauan krisis moneter, juga tren-tren zaman itu, karena saya sih, masih terlalu kecil untuk benar-benar mengerti masyarakat! 

Tapi yang jelas, saya berhasil gambar Andy Lau pakai pensil warna!  Baru sadar lho, ternyata Om Andy Lau ini lumayan keren orangnya.  :) Hehehe.  #telatbanget

Monggo dikritik ya.  Siapa tahu ada yang baca ini penggemar berat Andy Lau, mau protes kalau hidungnya salah atau matanya meleng, silakan... :) 



Oh iya! Gelombang Itu Gelombang Gelora sudah sampai ke bagian ke-3! Silakan dibaca di sini.  ;) 

Kemarin saya baru ke ITB lho! Lihat pameran anak-anak FSRD tingkat pertama. Saya pergi bareng Pak Kusir yang duduk di muka, eh, bukan...Arel, adik kelas saya di Yahya, Inez, dan di sana kami bertemu Ocha dan Yudith! :D Had fun, ngobrol kangen-kangenan sama Yudith.  Dan makan keripik jurig yang aromanya mengandung jeruk nipis/purut...*pokoknya sitrus.

Sekian pos hari ini.  Terima kasih.  :)




Sabtu, 21 Mei 2011

Jakarta 9 Juli 2010 by Katarina Ningrum


Ini tulisan kecil yang dibikin sebagai ajuan kompetisi menulis diary tentang menggenggam impian yang diadakan oleh Diva Press :D.  Masuk 10 terbaik.  Silakan diklik dan dikilitik! :)

Rabu, 18 Mei 2011

Oh My Gusti!

Wuhuy! :D Saya datang lagii...

Saya baru pergi ke nikahan teman saya, Laura, waktu hari Sabtu.  

Pergi ke pernikahan sih, bukan hal yang menghebohkan.  Mestinya.  Tapi, berhubung ini yang menikah adalah teman saya yang pertama di SD Yahya! Jadi, intinya dia seumur sama saya (sekitar 19an), satu sekolah pas SD dan SMP, masih suka kontak sampai sekarang biarin SMA pisah, mama saya dan mamanya saling kenal...terus...astagajibreuglah! Dia MENIKAH!

Ya. 

MENIKAH! MARRIED! Held a wedding reception last Saturday

Dan dia seumur saya.  Dan dia temen saya.  Dan kita kadang SMSan.  Kita terakhir ketemu di Pasar Seni ITB tahun lalu.  Dan saya cuma tahu, pokoknya dia punya pacar... *yang sekarang sudah bertitel 'suami'.  

Oh my Gusti! 

Cukup deh, histerianya.  Sekarang alur ceritanya! Saya pergi pagi-pagi benar, naik angkot 2 kali, St.Hall-Gunung Batu dan Kalapa-Ledeng.  Udah gitu sampai deh, di GKJ! Sebuah gereja.  Lalu saya duduk di samping teman janjian-hadir-bareng yang mencakup salah satu  'isteri' saya dari 2 'isteri' yang saya miliki (bingung? Ke sini saja untuk tahu lebih lanjut tentang per'isteri'an saya dan dua 'isteri' saya.  Nah! Saya bersama Inez masih agak-agak cekikikan gimana, gitu. 
Kami cukup kaget sih, soalnya, si Lau kok udah nikah lagi? Kita berdua masih jomblo...boro-boro nikah... 

Nah, habis gitu saya pulang deh, setelah pelukan sama Laura *ew, dia pakai baju pengantin! , ngasih selamat, blablabla, foto-foto, saya dan Inez berpisah... saya ke rumah, dia mau belanja dulu di Merdeka. 

Di rumah, saya latihan piano, makan, udah gitu pergi ke Nada, Jalan Riau, untuk ngerekam permainan Nocturne-nya Chopin buat pendaftaran Bandung Music Camp.  Kak Angie sangat menolong! Baik banget.  *hik hik 

Rekaman saya lumayan dodol.  Bagian pertama aja ada salah-salah kecil.  Tapi seenggaknya, nggak terputus-putus, jadi lagunya terdengar utuh.  Saya juga agak nggak terbiasa dengan piano akustik, karena di rumah pakai piano listrik (yang mana merupakan penyakit yang mesti disembuhkan, kata guru saya).   Mana si piano ruang guru saya katanya sih 'kaleng' banget.  Suaranya jembreng-jembring nggak jelas.  Tapi buat saya sih udah asyik banget, soalnya suaranya padat bergizi, nggak nanggung kayak piano listrik. 

Habis rekaman, saya pulang, ngikut Kak Angie sampai Abdul Rivai naik mobil.  

Nah, itu hari Sabtu.  

Minggunya, saya ke gereja, misa pagi, terus latihan orkestra! Jam 1-4.30.  Berhubung rodi kepepet waktu mepet.  :P Tapi ramai banget lho! Terompet, melofon, klarinet kuadrat, flute kuadrat, selo kubik, kontrabas, biola banyak, viola sih...masih solo-solo saja *belum punya adik.  Hahaha! Bener-bener seru dan ramai! 

Itu, kegiatan weekend saya.  Sekarang Senin sudah datang, malah udah Selasa, eh, RABU! Ya ampun.  Nggak kerasa juga.  
Pas hari Senin, saya CCF, cuma berdua muridnya. Saya dan (Teteh) Dea, sama gurunya.  Selesai.  

Selasa saya di rumah aja! Mumpung liburan.  *oh iya, Selamat Hari Waisak ya! :) 
Tapi sorenya ke BTC sama Mama, mau nonton tapi nggak ada film bagus, jadi ya, makan... :P 

Rabu! Baru beli sayur di Mang Sayur yang suka mangkal dan buka pasar kecil yang selalu ramai dikerubuti ibu-ibu, mbak-mbak, nenek-nenek... dan...lalat. 

Begitulah, hari-hari saya! 

*ngomong-ngomong, rekaman dodol itu telah membawa saya ke...Bandung Music Camp! I can enter the camp! :D Yipii! Nggak sabar nunggu bulan Juli!




Sabtu, 14 Mei 2011

Jeckapah's Award 2011

This post is special!
1. Written in English which I rarely do! :D

2. This is an award.  A real award.  But none of the winner gets a prize or trophy.  Just an appreciation from me and other cashflow from me.  :P LOL.

3. This is local-international edition of award!

My Favourite Brands/ Products/ Whatsoever
  both local and global in every session

*the first name is local, the second is nonlocal 

fashion
Kuyagaya-a clothing line that opened distro across my school building! I always discover cute things and comfortable atmosphere inside the shop.  :) Well, I'm glad they are exist! 
Zara-nicely decorated store, great products, but pricey! :( But I know someday I'll be able to be Zara's customer.  *amen 

foods and beverages
Klepon-this is not a brand...okay, maybe just call this product.  :P Since I was a little girl, I always enjoy eating kue klepon.  Made from something green and jelly-like, but more supple, with sprinkles of grated coconut, and inside the 'cake' inside, there's a Javanese sugar (it's gula jawa) melting on your tongue when you bite it! Wow, what an invention!
Soyjoy-I know you've been told by me that I LOVE the tiny snack! My church chamber orchestra's leaders (because there are TWO leaders and they are cute lovebirds) said: "It tastes like a carton box!" the guy even added, "Carton box tastes better!"  But whatever happens, whatever people say about SOYJOY, I will always love SOYJOY. 

Frisian Flag-the milk tastes better! I love their style of chocolate milk--unique, sweet, and mild.  The tag in their TV commercial "Susu Bendera coklat nikmat...tinggal tetes terakhir" is absolutely realistic! The most celicious chocolate milk!
Tipco-all natural juice from Thailand.  They come in fresh-designed box, with grapes as sweetener (really, no added sugar!), pulps, and lots of variation.  Aloe-vera, broccoli and mixed fruit, pomegranate, beetroot, here they are come from Tipco! xoxo for Tipco's founder. 

cosmetics and skin care 
Sariayu-by Martha Tilaar.  My Mama sticks to this brand forever.  All of their products are so Indonesia, so simple, practical, smells nice, and sometimes they collaborate with good organisations like WWF, which I admit as a plus point! :) Their cosmetics have wonderful themes, just like Senandung Rimba Sumatera, etc.  They always remind me to still love Indonesia.  
The Body Shop-you know, you knew, you had knew! The love came from my preteen era, I often see their beautiful paperbag in my grandpa's (Engkong) house, their products in the bathroom, and I just love them based on my taste for something vintage and looks good.  :P I did a research last year and somehow I know their products are great and their campaigns and their 'Bring Back Our Bottle' is my first reason to be their faithful costumer! And I purely love their products.  Really! 

Well, I'm sleepy.  I've promise to have no more late-night-online-activity that will just reduce my health and increase my dark circle below my two beloved eyes, so, bye! I'll be on my bed.  Thank you for reading, and give me your comment or suggestions, or you want to write your list? :D It always entertaining to make your own award! Trust me.  I do this since I was in elementary school! 

Kamis, 12 Mei 2011

Hari-Hari Di Mana Aku Kembali Insyaf

Ya, sesudah berminggu-minggu nyomotin terus Indomie, kue-kue manis, daging, lemak, gorengan dan wew, semua yang kurang sehaat dan rupa-rupanya bikin saya berjerawat dan semakin bermassa, akhirnya saya kembali ke Rabu-Jumat vegetarian yang lebih strict

Kemarin Rabu, makan pagi saya oatmeal polos. Makan siang nasi, tempe goreng, dan  sayur bening. Makan malam nasi, tahu goreng, dan sayur bening.  Thanks for my Mama, yang kalau ngegoreng pintaar sekali, sampai minyaknya nggak kerasa sama sekali. :P Bravo

Dan tadiii, saya sangat senang karena TIPCO di Riau Junction beli 1 gratis 1! Jadi dapet 2 seharga 1 boks. :) TIPCO itu bebas gula lho! Pemanisnya alami (sepertinya dari anggur putih, kalau ditengok dari komposisinya).  

Udah gitu saya nemu mi instan KOKA! Ini juga favorit saya, karena nggak mengandung MSG alias vetsin, dan mi gorengnya suitable for vegetarian.  Mmuuaah! Dan di RiJu, harganya lebih murah dikit dari di tempat lain. :D 

Maka saya pun belanja dengan riang hati dan merasa sehat.  *baru rasanya sih , yah, tapi perasaan sehat toh pasti membuat tubuh juga sehat! 

Jadi inilah...foto terbaik kudapan kesayangan saya.  :-* 


Ngomong-ngomong, ada sebuah karya baru di cetakcetik! :D Silakan dikunjungi dan dikomentari.  Monggo.

Sekian dulu dari saya.  Harus ngacir ke CCF! :)





Minggu, 08 Mei 2011

Obladi Oblada Masuk Kandang!

Halo, halo, saudara-saudari! Selamat Hari Ibu Sedunia yaa. :)  I love you, every mothers on Mother Earth! And I love you so, Mother Earth! And I love you, My Momma!!! Muaaah! *as we always do whole day: hugs and kisses 

By the way, thank you so much, Papa, for married her and made me her daughter.  Huahaha.  Best parents ever! Muaaaah! Don't ever be bored with me, a lovely girl-almost-woman who always disturb you.  :P I won't dissapoint you.  Promise. 

Jadi gitu ceritanya, kawan-kawan.  *apa ya? 

Kemarin tuh saya olahragaPantas dicatat.  Olahraga.  Saya kan jarang olahraga! Hihihi. Jadi saya tuh lompat tali, terus senam-senam, terus stretching otot-otot doang.  Lumayan capek (secara lama nggak dikeber).  

Rupanya gara-gara itu, sayaa hari inii...JOMPO! Jalan tertatih-tatih. Sakit banget bo, kaki saya! :(( Latihan orkestra pula, jam 1 siang sampe jam 5. Mantaplah sudah! Maka dengan ini...saya sedang beristirahat di depan komputer.  Huf! 

Senin, 02 Mei 2011

Catatan Para Abang

Terus terang, saya lagi kayak monyet.  Makan pisang melulu (dan bahkan keramas dengan sampo pisang The Body Shop)! Minggu lalu saya memang ngidam pisang, nggak tahu kenapa.  Akhirnya pas belanja di Giant, saya pun membeli sesisir pisang Sunpride.  Huah! Enak banget! 

Tapi bukan itu sih inti pos hari ini. :)) Barusan pagi saya ketemu 3 bapak-bapak tereksis di Babakan Jeruk.  

Yang pertama adalah Bapak Penjaga Warung BakJer III.  Orangnya berkumis, nyureng, dan gayanya agak rock. Biasanya saya ketemu dia di warung depan sono, tetapi belakangan memang dia menghilang dan tahu-tahu sudah ngebangun warung kecil lagi di ujung Babakan Jeruk IIID! *buka cabang?
Nah, tadi pagi saya ketemu beliau di rumah sebelah, lagi bantuin Pak Wahyu, manusia serbabisa ahli pertukangan, pembangunan, perlistrikan, kecuali perElpijian, beresin genteng tetangga.   Saya lagi buang sampah di luar.  Si Bapak Penjaga Warung BakJer III ngelihat saya dan bilang, "Oh, ternyata Neng tinggal di sini?" Saya ketawa gitu nggak jelas.  Hahaha.  Terus, saya tanya, "Udah nggak jaga di sana lagi, Pak?" (nunjuk ke lokasi warung utama si bapak).  Si Bapak hanya menggeleng. 

Yang kedua adalah Bapak Tukang Tagih Iuran Keamanan-RW-Kebersihan. Biasanya interaksi kami hanya sebatas memberi uang pembayaran dan ucapan terima kasih.  Beliau selalu tiba di depan pagar rumah saya setiap awal bulan.  Kadang tanggal satu, kadang tanggal dua.  Dalam tangannya tersedia kwitansi dan uang kembalian.  Nah tadi pagi, ia tiba dengan senjata-senjata tak berbahayanya dan seperti biasa saya mesti memberikan selembar uang yang...menjadi awal dari obrolan sejenak paling aneh kami.  

bapak tukang tagih : "Berarti kembaliannya..."
saya                       : (sama lemotnya kalau ngitung) "...kayaknya seginisegini, Pak..."
bapak tukang tagih : "Oh! Iya! Ginilah Neng, saya dulu pas sekolah pelajaran Matematika selalu jeblok.  Jadi kalau ngitung payah."
saya                       : "Hahaha! Saya juga nggak pinter Matematika, kok, Pak."
bapak tukang tagih : "Tapi, Neng, kalau ngitung duit mah..."
saya + bapak tukang tagih : "...LANCAR!" 

*intinya apa coba? 

Yak! Bapak ketiga adalah Bapak Pembersih Limbah.  Bapak ini sudah tua, kurus, bajunya selalu kemeja tangan panjang dan celana kain serta topi jenis cap gitu. Masuk-masuk halaman depan rumah setiap orang untuk membersihkan tong sampah yang juga dikasih cuma-cuma darinya, berupa bak mandi plastik bekas dan papan kayu penutup (aduh, aduh, baik banget! *nangis terharu) Tadi Mama ngelihat dia dan saya langsung disuruh bayar iuran sampah.  Saya buru-buru turun menghampiri si Bapak.  Eh, pas ngasih kuitansi, si Bapak bilang gini: 
"Sengaja saya nggak ngebel, Neng. Serelanya aja, kalau soal uang mah.  Bulan-bulan nanti bayarnya juga nggak apa-apa..." 
Selanjutnya si Bapak masih nyeroscos pakai Bahasa Sunda, sayup-sayup khas lansia.  Saya sampai nggak ngerti.  Tapi apa pun itu, omongan si Bapak yang tertangkap tadi bikin saya terharu... 

Selain Bapak-Bapak Babakan Jeruk, masih banyak figur Abang-Abang dan Engkong-Engkong yang kerjaannya remeh temeh dan bajunya pasti itu-itu lagi, dan kadang kita pandang sebelah mata...tapi orangnya baik-baik.  


Misalnya, Bapak Penyeberang BTC.  Jalur penyeberangannya kan agak serem tuh.  Si Bapak ini selalu membawa palang STOP dan menolong orang-orang nyebrang.  Usianya sudah tua.  Kumis-jenggot putih kontras dengan kulit hitam.  Baju selalu rompi oranye tukang parkir.  Waktu itu ada dialog lucu.  Jadi Abang, Mama, dan saya lewat jalan di mana beliau mangkal.  Lantas si Bapak nawarin Abang: "Nyeberang, A?" Kakak saya ngegeleng.  
Ke Mama: "Nyebrang, Bu?" Mama ngegeleng. 
Lantas giliran saya.  Ke saya dia bilang: "Oh! Si Neng ieu!" (Oh, neng ini!) 
Hahaha! Lucu banget... Ngomong-ngomong, Bapak Nyeberang ini punya partner yang masih muda, dia juga baik.  Selalu nanya, "Nyebrang, Neng?" ke saya.  Orangnya tinggi, hitam, besar, lumayan cakep.  Tapi pas saya ngasih seribuan mumpung ada di kantong celana, dia bilang, "Makasih Neng!" dengan supercempreng ala Sunda gitu.  Saya ngakak deh.  Aduh, kocak! Nggak nyambung sama perawakan!


Oh iya.  Teman saya satu lagi adalah Tukang Pulsa Depan Yahya.  Saya pernah punya dosa sama dia.  Jadi saya pesen pulsa 50.000 fisik, tapi dia baru bisa bawain besok.  Sorenya, karena pulang bareng Papa, saya malah beli di tempat lain.  Eh, pas besoknya ke tukang pulsa itu, dia udah bawain! Ujung-ujungnya saya diomelin, "Ini teh saya rugi kalau nggak kejual! Udah khusus saya pesenin..." 
Tahu nggak? Saya sampai minjem duit Esther dan Inez buat beli tuh pulsa spesial buat neng Ningrum.  10.000-an seorang.  *besoknya dibalikin kok  Udah gitu pakai atraksi menangis tragis pula di depan tukang pulsa (amit-amit! Aib!)
Besok-besoknya, saya jaraaaaaang banget beli pulsa ke si akang itu.  Namun lama kelamaan ketegangan sepihak saya mencair.  Hahaha! Saya pun kembali padanya. Dan semenjak saya lulus, saya kan masih sering lewat tempatnya jualan pulsa (depan warung mi bakso dan nasi goreng lezat yang kami, anak-anak Yahya, panggil 'Maman').  Saya tetap selalu nyapa dia, malah kadang ngobrol dulu, ditanyain, "Ke mana? Dari mana? Ngapain?" 


Di Yahya, sekolah tercinta pun, satpamnya baik-baik. Hafal nama anak satu persatu. Ada satu yang mulanya manggil saya 'Esther' terus, sampai akhirnya saya bilang, nama saya Ningrum! (emang sih, saya, Esther, dan Inez kan sering bareng, hingga dulu pernah dikira kembar tiga *minus berapa itu yang ngomong?) Sekarang karena masih main di situ-situ juga, ya, saya suka bertegur sapa sama si Pak Satpam itu.  Saya lupa namanya.  Iwan atau Tatang...saya lupa.  :) 


Pak Maman, satpam paling jangkung di Yahya, juga orangnya baik hati. Selalu nyapa, dan entah kenapa mukanya bijaksana.  


Lalu ada Pak Aji, karyawan kebersihan yang berkumis lebat.  Orangnya suka nyanyi-nyanyi, ngeguyon nggak jelas dan narsis.  Kalau difoto selalu bergaya.  Ramah banget pokoknya.  


Dulu juga, waktu SMP, saya-Esther-Inez berteman sama Mang Juju, penjual komik & majalah dekat sekolah.  Kami selalu ke situ sepulang sekolah, sore-sore pun nunggu angkotnya di sana.  Menggilanya di sana.  Ngobrol di sana.  Cara Mang Juju ngasihtahu namanya unik, lagi.  Salah satu dari kami penasaran nanya, "Mang namanya siapa?" 
Lalu ia mengeluarkan dompet dan menunjukkan KTP.  Tertulis di sana nama: Junaedi.  "Juju!" katanya.  Sejak itulah kami tahu bahwa beliau adalah Mang Juju.  Hihi! 
Sayang, suatu hari, waktu kami mau nyari komik, tahu-tahu yang kami temukan bukan Mang Juju, melainkan seorang bapak botak entah siapa.  Kami ngebet tanya, "Mang Juju mana?" 
"Mang Juju sekarang ngelukis di ...(aduh, lupa nama daerahnya)."
Akhirnya sejak itu jarang sekali terdengar kalimat, "Ke Mang yuk!" Karena setelah Mang Juju ganti profesi pun, tak lama warung komik majalah tutup.  :'(( Ganti jadi warung rokok dan jual pulsa.  Yah...apa boleh buat.  Hidup tetap mengalir.  

Oke, oke, yang satu ini namanya Bob.  Jangan tanya sejarahnya.  Pokoknya semua orang manggil dia Bob.  Orangnya botak, kocak, dan jualan minuman pakai gerobak.  Minumannya macam-macam.  Cappuccino dingin, sirup jeruk, mangga, vanila, soda, daaaan masih banyak variasinya.  Harga berkisar di 1500-3500.  Boleh pilih pakai (kantung) plastik atau gelas (plastik).  Kerjanya gesit dan sambil ngomong terus.  Hebat deh pokoknya.  Yang paling memorial dari Bob adalah:  kalau manggil pelanggan nggak pernah bener, kecuali kalau kita berkali-kali ngasihtahu kalau nama kita adalah... (isi dengan nama Anda).  Kalau Bob belum yakin siapa nama kita, pasti panggilannya berubah.  Saya pernah dipanggil Neng Yanti, Neng Tuti, Neng Lastri, Neng Marijan, pokoknya nggak pernah akurat! Hahaha.  Oh, Bob, betapa kocaknya dikau.  


Jadi begitulah. Begitu banyak figur abang-abang berprofesi ajaib dengan kelakuan aneh masing-masing.  Dan karena bisa mengenal mereka, saya semakin mensyukuri hidup, dari dulu sampai detik ini.  


Sukses terus, ya, Bapak-Bapak! :)